Goasianews.
Amman(YORDANIA)- Dalam rangka mendukung diplomasi ekonomi di
pasar non-tradisional Timur Tengah dan untuk mengidentifikasi
peluang-peluang baru dalam meningkatkan hubungan ekonomi bilateral
RI-Yordania, KBRI Amman bekerja sama dengan Kamar Industri Yordania
menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Yordania bertempat di Gedung
Kamar Industri Yordania (1/8).
Ketua Kamar Industri Yordania, Adnan Abu Al Ragheb menyatakan bahwa Yordania saat ini tengah gencar melakukan diversifikasi pasar ekspor, atau pasar non-tradisional seperti negara-negara Afrika dan Asia. Indonesia menjadi salah satu tujuan utama mengingat pangsa pasar yang cukup besar mencapai lebih dari 250 juta penduduk. "Di tengah lesunya perekonomian dunia dan konflik yang terjadi di negara tetangga, pemerintah Yordania sedang gencar mencari pasar non tradisional, termasuk Indonesia untuk memasarkan produk-produk ekspor unggulan Yordania," ujarnya.
Nilai volume perdagangan kedua negara sebesar USD 256 juta pada tahun 2016 belum mencerminkan potensi sesungguhnya. Masih terbuka peluang yang sangat besar untuk terus mengembangkan hubungan perdagangan ke tingkat yang lebih tinggi. Sektor industri memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Yordania, disusul oleh sektor jasa perbankan, keuangan, asuransi, real estate, transportasi, komunikasi, perdagangan, restoran dan perhotelan, konstruksi,serta pertanian.
Duta Besar RI Andy Rachmianto sepakat bahwa potensi perdagangan dan investasi kedua negara masih dapat digali lebih jauh. Diharapkan Joint Business Council (JBC) Indonesia-Yordania yang baru saja terbentuk dapat melaksanakan tugasnya untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Duta Besar RI menjelaskan bahwa Indonesia juga sedang melakukan diversifikasi pasar ekspor non-tradisional ke Timur Tengah, termasuk Yordania sebagai salah satu tujuan ekspor dan "penghubung" (hub) untuk akses pasar yang lebih besar ke negara-negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Yordania, seperti AS, Uni Eropa, negara-negara Arab, Kanada, dan Turki.
Delegasi pengusaha Indonesia yang datang ke Yordania kali ini bergerak di sektor industri semen, migas dan baja. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sedang mencari peluang baru pengembangan kerja sama di Yordania, karena sangat berminat untuk berpartisipasi pada proyek rekonstruksi Suriah dan Irak pasca konflik. Sedangkan Pertamina Holding yang diwakili oleh PT Badak NGL dan PT Patra Badak Arun Solusi ingin mengembangkan kerja sama migas dengan Yordania termasuk pelatihan di bidang migas.
Setelah pelaksanaan Forum Bisnis, dilanjutkan dengan pertemuan B-to-B untuk mengidentifikasi peluang kerja sama yang lebih konkrit antara para pelaku bisnis Indonesia dan Yordania.
Ketua Kamar Industri Yordania, Adnan Abu Al Ragheb menyatakan bahwa Yordania saat ini tengah gencar melakukan diversifikasi pasar ekspor, atau pasar non-tradisional seperti negara-negara Afrika dan Asia. Indonesia menjadi salah satu tujuan utama mengingat pangsa pasar yang cukup besar mencapai lebih dari 250 juta penduduk. "Di tengah lesunya perekonomian dunia dan konflik yang terjadi di negara tetangga, pemerintah Yordania sedang gencar mencari pasar non tradisional, termasuk Indonesia untuk memasarkan produk-produk ekspor unggulan Yordania," ujarnya.
Nilai volume perdagangan kedua negara sebesar USD 256 juta pada tahun 2016 belum mencerminkan potensi sesungguhnya. Masih terbuka peluang yang sangat besar untuk terus mengembangkan hubungan perdagangan ke tingkat yang lebih tinggi. Sektor industri memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Yordania, disusul oleh sektor jasa perbankan, keuangan, asuransi, real estate, transportasi, komunikasi, perdagangan, restoran dan perhotelan, konstruksi,serta pertanian.
Duta Besar RI Andy Rachmianto sepakat bahwa potensi perdagangan dan investasi kedua negara masih dapat digali lebih jauh. Diharapkan Joint Business Council (JBC) Indonesia-Yordania yang baru saja terbentuk dapat melaksanakan tugasnya untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Duta Besar RI menjelaskan bahwa Indonesia juga sedang melakukan diversifikasi pasar ekspor non-tradisional ke Timur Tengah, termasuk Yordania sebagai salah satu tujuan ekspor dan "penghubung" (hub) untuk akses pasar yang lebih besar ke negara-negara yang telah menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Yordania, seperti AS, Uni Eropa, negara-negara Arab, Kanada, dan Turki.
Delegasi pengusaha Indonesia yang datang ke Yordania kali ini bergerak di sektor industri semen, migas dan baja. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. sedang mencari peluang baru pengembangan kerja sama di Yordania, karena sangat berminat untuk berpartisipasi pada proyek rekonstruksi Suriah dan Irak pasca konflik. Sedangkan Pertamina Holding yang diwakili oleh PT Badak NGL dan PT Patra Badak Arun Solusi ingin mengembangkan kerja sama migas dengan Yordania termasuk pelatihan di bidang migas.
Setelah pelaksanaan Forum Bisnis, dilanjutkan dengan pertemuan B-to-B untuk mengidentifikasi peluang kerja sama yang lebih konkrit antara para pelaku bisnis Indonesia dan Yordania.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar