Tim Papua Barat yang protes atas keputusan dewan juri di Festival Seni Qasidah Tingkat Nasional ke XXII |
Goasianews.com
Padang (SUMBAR) - Malam penganugerahan piala dan sekaligus penutupan Festival Seni Qasidah Tingkat Nasional ke XXII yang berlangsung di Kota Padang-Sumatera Barat sebagai tuan rumah berujung ricuh dan protes dari beberapa kontingen.
Beberapa kontingen merasa hasil keputusan dewan juri tidak fair dan penuh intervensi.
Sebagaimana yang diuatarakan beberapa peserta, seperti dari provinsi Papua Barat, Lampung dan DKI Jakarta, mereka merasa tidak puas atas keputusan yang dikeluarkan oleh dewan juri. "Mereka merasakan ada tupangtindih dan perlakuan berbeda dari panitia pelaksana terhadap para peserta, serta penilaian juri dalam festival tidak fair".
Salah seorang official/peserta Papua Barat, Sanusi yang meradang usai pembacaan pengumuman pemenang di lapangan Imam Bonjol Padang, Sumbar, Jumat malam (24/11).
“Festival ini harus murni, jujur dan jangan ada intervesi”, pinta Sanusi yang disambut sahutan silih berganti oleh peserta lain disekitarnya.
Sambungnya, “Tujuan kami kesini untuk siar, karena kami cinta islam, cinta qasidah. Bagaimana melakukan siar melalui qasidah, terangnya.
"Selama ini kami tidak pernah alpha dalam setiap iven lasqi. Dimanapun kami berangkat, karena kami cinta islam, kami ingin bersahabat, kami ingin berkenalan dengan sesama muslim dari seluruh penjuru nusantara, sampainya.
"Saat penampilan tim Papua Barat, semua juri meneteskan air mata karena hayut dalam alunan penampilan tim qasidah Papua Barat" terangnya.
"Dalam hal ini, kami hanya meminta pengakuan dari DPP dan panitia, bahwa kami ada. Meskipun di Papua Barat islam dianggap minoritas, tapi kami ada, pinta Sanusi.
Yang memiriskan, Untuk penginapan saja, kami (peserta Papua Barat) tidak difasilitasi. Disini kami tinggal di Asrama Haji. Semua kami bayar. Untuk ke lokasi acara perlombaan, biaya transportasi kami harus bayar Rp900 ribu per-hari, ungkapnya.
Apabila seperti ini, maka Lasqi tidak akan pernah besar kalau masih saja ada intervensi, ingat Sanusi.
#GAnews/LN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar