Goasianews.com
Wamena (PAPUA) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memburu pemberontak yang menewaskan 24 pekerja konstruksi di wilayah Papua, ketika saksi mata yang didukung militer mencela insiden itu sebagai pembunuhan besar-besaran.
Rincian korban detail pembunuhan setidaknya 19 orang, jika dikonfirmasi untuk menandai kekerasan terburuk sejak tahun lalu yang melanda wilayah itu di bangun dari pemberontakan tingkat rendah pemberontakan.
Sebuah akun Facebook yang dioperasikan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengatakan kelompok itu telah menewaskan 24 pekerja atas perintah komandan regionalnya, Ekianus Kogoya. Pihak berwenang belum mengkonfirmasi berapa banyak yang tewas dalam serangan akhir pekan lalu.
Saat ini, sekitar 150 personel militer memfokuskan diri pada operasi di Nduga, daerah pegunungan terpencil di mana kontraktor pemerintah membangun jembatan dan jalan sebagai bagian dari perbaikan infrastruktur.
Banyak orang Papua menganggap Indonesia sebagai penjajah dan pekerjaan konstruksi sebagai cara memperluas kontrol lebih banyak di daerah miskin yang berbagi perbatasan dengan Papua New Guinea, sebuah negara merdeka.
Presiden Indonesia, Joko 'Jokowi' Widodo mengatakan ia mendukung dalang dari apa yang ia gambarkan sebagai 'serangan serangan.'
"Saya menginstruksikan kepala militer dan polisi untuk memburu dan menahan semua penjahat dan tindakan kejam," katanya kepada media di sini.
Polisi dan pasukan militer dikirim ke daerah itu Senin dan diserang oleh pemberontak dengan seorang tentara tewas dan seorang lainnya terluka dalam pertempuran, kata pihak berwenang.
Empat pekerja, termasuk tiga orang yang terluka, termasuk di antara sepuluh warga sipil yang mengungsi dari daerah itu sejauh ini.
Menurut saksi yang mengklaim bahwa 50 pemberontak memasuki kamp pekerja pada Sabtu lalu dan memerintahkan mereka untuk keluar dengan tangan terikat di belakang. Keesokan harinya (Minggu), para pemberontak menembak mati sekelompok pekerja, karena beberapa mencoba untuk berlari.
Penyerang itu dituduh menyandera kembali enam pekerja dan memenggal leher mereka, kata seorang saksi yang tidak cedera, Ia juga mengatakan sedikitnya 19 rekannya tewas secara keseluruhan.
Laporan media lokal sebelumnya memberikan angka mematikan antara 24 dan 31 orang.
# Gan/indah | AFP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar