Kenya Ekspor Minyak Pertamanya ke China - Go Asianews

Breaking


Kamis, 19 September 2019

Kenya Ekspor Minyak Pertamanya ke China

Kapal tanker Celsius Riga siap mengangkut minyak di terminal minyak Kipevu, Mombasa, Kenya.

Goasianews.com
Kenya - Bernilai kira-kira 12 juta dolar AS. Kenya telah mengirim ekspor minyaknya yang pertama ke China, Tapi sejumlah anggota masyarakat madani di negara itu menuntut adanya transparansi dan minta pada pemerintah untuk menjelaskan bagaimana perusahaan petrokimia China, ChemChina memenangkan tender pembelian minyak itu dan berapa banyak pendapatan pemerintah dari ekspor minyak itu.

Setelah mengadakan eksplorasi bertahun-tahun, Kenya mengirim ekspor minyaknya yang pertama bulan lalu, tapi ditengah kegembiraan bahwa Kenya kini menjadi salah satu negara pengekspor minyak, sejumlah kelompok masyarakat madani menuduh pemerintah merahasiakan kontrak penjualan minyak kepada China.

Charles Wanguhu adalah koordinator kelompok pelobi masalah minyak dan gas bumi mengatakan, banyak orang ingin mengetahui apakah Kenya telah mendapat kontrak penjualan terbaik bagi hasil tambangnya itu.

Pejabat perminyakan Kenya, Andrew Kamau mengatakan informasi yang diberikan pemerintah tentang siapa yang membeli minyak itu dan berapa harganya, sudah cukup.

"Kami sudah mengumumkan siapa pembelinya, jumlah minyak yang dibeli dan berapa harganya. Apalagi yang kalian kehendaki? Soalnya ada saja orang yang punya berbagai fobi, dan saya tidak bisa berkomentar tentang itu," kata Kamau.

Kementerian perminyakan itu juga enggan untuk menjelaskan berapa banyak dana yang digunakan untuk usaha eksplorasi minyak itu.

China telah membantu Kenya untuk membangun jalan raya dan jalan kereta api bernilai jutaan dolar, dan Wanguhu mengatakan ia khawatir China akan menjadi pembeli utama minyak Kenya itu untuk jangka lama.

"Soalnya, kami sudah menumpuk sejumlah hutang kepada China yang membangun berbagai infrastruktur di Kenya. Karena itu, kalau ekspor minyak kita hanya kepada China, dan pada suatu hari kita tidak bisa membayar bunga hutang, maka kita mungkin terpaksa membuat perjanjian yang tidak menguntungkan bagi Kenya,” ujar Wanguhu .

Kenya kini memproduksi kira-kira 2.000 barrel minyak per hari, tapi perusahaan pencari minyak Tullow mengatakan bulan lalu, Kenya bisa meningkatkan produksi sampai 100.000 barrel per hari menjelang tahun 2024. (ii/jm)

sumber:VOA Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di www.goasianews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred:
-->