Ini Prediksi yang Mempengaruhi Pasar Gas Alam dan Gas Alam Cair Asia Pasifik 2020 - Go Asianews

Breaking


Selasa, 14 Januari 2020

Ini Prediksi yang Mempengaruhi Pasar Gas Alam dan Gas Alam Cair Asia Pasifik 2020


Goasianews.com
Berikut enam tema yang akan memberikan dampak di pasar gas alam dan gas alam cair (LNG) Asia Pasifik pada tahun 2020 menurut laporan yang dilansir perusahaan riset dan konsultan energi Wood Mackenzie Senin (13/01).

Harga LNG spot di Asia jatuh makin dalam

Pada tahun 2019, pasar gas alam cair global sangat bergantung pada pasar Eropa yang menyerap kelebihan pasokan. Lonjakan produksi LNG terbaru dari proyek-proyek AS dan Australia bertemu dengan kekakuan pertumbuhan permintaan LNG di Asia Pasifik dan, tanpa tempat lain dituju, LNG spot dijual dengan harga diskon ke stasiun gas Eropa.

Direktur penelitian Wood Mackenzie Robert Sims mengatakan: “Pada tahun 2020, Eropa akan kembali dipanggil untuk menyelamatkan hari itu. Namun, tidak seperti 2019, cadangan gas Eropa akan memulai tahun ini di tingkat tertinggi. Dengan demikian Eropa perlu lebih mengandalkan pasokan fleksibel, atau peningkatan permintaan dari dalam sektor kelistrikan, dibandingkan tahun lalu. Keduanya menunjukkan harga pasaran yang bahkan lebih rendah untuk tahun 2020 yang pada gilirannya menunjukkan harga spot yang juga lebih rendah di Asia.

Liberalisasi pasar dan rendahnya harga spot LNG memunculkan banyak pemain baru

Liberalisasi pasar akhirnya terjadi di Malaysia dan Thailand.
Tahun lalu, Shell mengimpor kargo LNG spot ke Malaysia, menembus monopoli PETRONAS untuk pertama kalinya. Dengan akses pihak ketiga yang sekarang berhasil diuji, cabang pembelian perusahaan pembangkit listrik Malaysia, TNBF, diharapkan akan meminta kargo tambahan pada tahun 2020.

Selanjutnya di negara tetangga, perusahaan asal Thailand yakni EGAT mengimpor kargo LNG pertamanya bulan lalu. Ini adalah ujian pertama dari peraturan akses pihak ketiga negara itu, setelah sebelumnya dimonopoli oleh PTT.

Permintaan gas dan LNG Cina terus hadapi tantangan

Pertumbuhan permintaan gas Cina melambat pada tahun 2019 menjadi sekitar 9% dari 17% pada tahun 2018. Perang dagang telah berdampak luas pada perekonomian domestik Cina. Perlambatan ekonomi mempengaruhi permintaan energi keseluruhan dan membatasi kemampuan fiskal pemerintah untuk menciptakan permintaan gas.

Kendati ada peralihan moderat dari batubara ke gas pada tahun 2019, gas telah menunjukkan ketahanan dan memperoleh bagian yang lebih tinggi dalam bauran energi, masih melebihi batubara dan minyak. 2020 adalah tahun terakhir dari periode rencana lima tahunan yang ke-13. Bagian penting atas permintaan gas Cina adalah jika pembuat kebijakan menekankan kembali target terhadap lingkungan dalam rencana lima tahun ke depan.

Reaksi Taiwan dan Korsel soal batubara dorong permintaan LNG jangka pendek

Kekhawatiran meningkatnya kualitas udara telah mendorong pasar Asia Timur Laut seperti Korea Selatan dan Taiwan untuk mengadopsi kebijakan energi yang mengurangi pembangkitan tenaga batubara musim dingin ini.

Pengumuman kebijakan pro-gas berpotensi mengguncang pasar gas Asia Tenggara

2020 akan menjadi tahun pengungkapan beberapa dokumen kebijakan yang berpotensi mengguncang pasar gas di Asia Tenggara. Peran gas diharapkan tampil lebih menonjol dalam peluncuran rencana utama untuk pasar listrik dan gas di Thailand dan Vietnam. Ini akan memberikan sinyal strategis penting bagi para pelaku pasar di wilayah tersebut.

Kemajuan terbatas di stasiun gas India

Kapasitas gas tambahan akan sangat penting yang memungkinkan India memanfaatkan harga spot yang rendah. Namun, perkembangan gas di India memiliki sejarah keterlambatan, terutama disebabkan oleh kesulitan dalam menyelesaikan koneksi pipa ke jaringan yang membatasi kapasitas hingga jauh di bawah. (indri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di www.goasianews.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga anda senang! Tertanda Pemred:
-->