Goasianews.com
Jakarta - Syariefuddin Hasan Wakil Ketua MPR-RI sarankan pemerintah untuk tidak menunda kebijakan pemberian stimulus ekonomi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi yang terdampak pandemi COVID-19.
Syariefuddin juga meminta agar bank pelaksana dapat mempermudah kebijakan ini secara transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.
"Harapan kita dan rakyat agar realisasi kebijakan ini jangan ditunda-tunda dan pihak bank pelaksana agar mempermudah kebijakan ini dengan pengawasan yang transparan dan akuntabel agar tepat sasaran," ungkap Syarief, dalam keterangannya, Rabu (13/5/2020).
Perlu diketahui, pada tanggal 3 Mei 2020 lalu, Syarief pernah mengimbau kepada pemerintah untuk memberikan stimulus ekonomi kepada UMKM dan Koperasi yang terkena dampak pandemi COVID-19. Stimulus ekonomi itu antara lain dalam bentuk bantuan kredit dan penundaan cicilan pembayaran kredit sampai pandemi COVID-19 berakhir.
Ternyata gagasan Syarief tersebut mendapatkan tanggapan positif dari Menteri keuangan RI Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR RI setelah disetujuinya Perppu Nomor 1 Tahun 2020 menjadi Undang-Undang di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada hari Selasa (12/5) kemarin.
Sri Mulyani menyebutkan dalam pidatonya terkait Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2021 (KEM-PPKF), proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan berada di kisaran 4,5%-5,5% dengan inflasi 2.0%-4,0%, kemudian nilai tukar berada di posisi Rp 14.900 serta harga minyak mentah US$ 40-50 per barrel.
Syarief menjelaskan bahwa sebagian anggaran dari Rp 70 triliun itu akan digunakan antara lain untuk stimulus ekonomi dan penundaan pembayaran kredit bagi UMKM dan Koperasi.
"Perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih baik jika UMKM dan Koperasi mendapat perhatian serius dari pemerintah," ungkapnya.
Syarief pun optimis bahwa ekonomi Indonesia pada 2021 akan tumbuh lebih baik jika ditopang oleh UMKM dan koperasi melalui kebijakan ini.
"Bila kebijakan ini terlaksana dengan baik, maka peran para pelaku UMKM yang jumlahnya 60 juta dan Koperasi lebih kurang 200.000 unit akan signifikan membangun kembali ekonomi Indonesia sehingga minimal pertumbuhan ekonomi dapat bertahan sekitar 3.0 % tahun ini dan naik menjadi 4% tahun 2021," pungkas Syarief. (ega- dtk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar