GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Kegiatan Penanganan Longsor ruas Bukit Putus - batas Kota Painan, merupakan salah satu kegiatan BPJN III Padang yang saat ini tengah berjalan.
Pelaksanaan paket kegiatan ini berada di wilayah Satker PJN II Sumbar dengan No kontrak; KU/02/10/KTR.03/PJN.II/PPK-2.3/V/2020 senilai Rp.10,7 Miliar lebih, yang di laksanakan oleh PT.Family Group Utama selaku Perusahaan pemenang tender, dan dalam pelaksanaan kegiatan ini di awasi oleh PT.Arista Cipta KSO PT.Triatha Nusa Engineering selaku konsultan supervisi.
Sesuai dengan nama pada paket kegiatan , kucuran dana APBN ini bertujuan untuk menjaga stabilitas Jalan Nasional pada ruas tersebut dari ancaman longsor saat perlintasan diguyur hujan deras ataupun karena getaran dari laju kendaraan.
Namun sayang, dari pantauan GoAsianews.com dilapangan (11/08) terlihat dari kondisi yang ada saat ini, sungguh diragukan kualitas hasil kegiatan tersebut dapat tercapai sesuai standar perencanaan.
Hal ini dikarenakan, ditemukannya segregasi pada bagian beton yang berfungsi sebagai penahan tebing dalam posisi horizontal yang cukup panjang.
Sebagai mana diketahui, Agregat yang tidak menyatu dan tidak homogen pada beton otomatis akan berdampak pada kualitas beton tersebut karena terjadi penurunan mutu.
Selain ditemukan segregasi pada beton penahan dinding tebing, penjatuhan Ready Mix pada areal perkerasanpun menyimpang dari metoda yang lazim digunakan.
Saat penjatuhan/ mencurahkan ready mix dari molen mobil, pekerja PT.Family Group Utama tidak menggunakan papan luncuran atau plastik guna melindungi ready mix dari material tanah pada tebing.
Entah mengapa metoda itu dilakukan.., sedangkan dilokasi sudah ada ketersediaan plastik, Apakah kelengkapan tersebut hanya sekedar pajangan..?, dan anehnya.. ini semua terjadi di depan Konsultan pengawas.
Metoda yang tidak lazim ini tentu mesti di ubah. Dan ini harus manjadi perhatian khusus BPJN III Padang.
Terkait beberapa hal tersebut, BPJN III Padang, melalui Suhaidi-PPK 2.3 Satuan Kerja PJN II Sumbar memastikan akan menginstruksikan agar pihak Rekanan lebih baik lagi dalam melakukan kegiatannya, dan konsultan supervisi lebih meningkatkan kinerja sebagaimana fungsinya.
"Siap, terima kasih...semua kekurangan dan keropos bagian beton...mulai kemarin sudah kita perbaiki dan finishing lagi.." terang Suhaidi melalui pesan WatsApp nya (12/08)
"Kedepan kita akan push penyedia jasa untuk lebih baik lagi dan konsultan supervisi lebih ketat lagi dalam pengawasannya". jelas Suhaidi.
Secara terpisah, Suherman, salah seorang pemerhati kontruksi di Sumbar menjelaskan ada beberapa faktor pemicu terjadinya segregasi pada beton.
"Ada beberapa hal yang memicu terjadinya segregasi pada bagian beton" ungkapnya pada GoAsianews.com di Padang, (Rabu 12/08).
"Segregasi pada beton adalah pemisahan agregat pada campuran, hal ini terjadi karena agregat tidak menyatu dan tidak homogen"
"Kondisi ini akan menimbulkan masalah pada hasil adukan yang diinginkan saat di lapangan" ucap Suherman.
Lebih dalam Suherman memaparkan, "untuk segregasi kendala itu bisa disebabkan karena kandungan air pada material melebihi yang diperkirakan, atau pada saat mixing material dalam kondisi basah yang disebabkan karena kondisi hujan atau gerimis"
"Selain karena kandungan air pada material yang berlebihan Segregasi juga bisa disebabkan karena pelaksanaan pengadukan dan pengecoran yang salah".
"Segregasi pada bagian beton ada tiga tipe, yakni pemisahan agregat kasar dari adukan, pemisahan pasta semen dari adukan dan pemisahan air dari adukan semen (bleeding)".
"Adukan beton segar terdiri dari semen, pasir dan agregat kasar, adukan yang bagus dan baik itu adalah adukan terdiri dari masing masing bagian penyusun yang menyatu dan homogen
"Adukan yang tidak proporsional akan meyebabkan terjadinya segregasi, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan spesific gravity"
"Hal ini terjadi saat pelaksanaan pembuatan Ready Mix di Batching Plan, Kalau tidak ada unsur kesengajaan dalam proses pembuatan oleh oknum pihak Batching Plan.., maka dipastikan ada kerusakan pada peralatannya" papar Suherman sambil tersenyum.
"Selain karena adukan yang tidak proporsional, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, segregasi juga bisa disebabkan karena pelaksanaan yang salah dilapangan, seperti jatuh adukan yang terlalu tinggi dan proses vibra yang terlalu lama"
"Dan dipastikan kondisi segregasi sangat berpengruh pada mutu beton" jelasnya.
Langkah apakah yang akan diambil oleh BPJN III Padang terkait segregasi pada beton pengaman tebing pada proyek penanganan longsor Bukit Putus - Batas Painan.., kita tunggu saja perkembangannya.
(deni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar