GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Monumen Merpati Perdamaian (Peace Dove Monument) merupakan salah satu monumen yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada April 2016 lalu.
Monumen ini berdiri di Taman Muaro Lasak kawasan wisata pantai Padang Sumatra Barat dengan ketinggian 8 Meter, yang di desain seperti kertas origami.
Tingginya gelombang laut karena perubahan cuaca telah menyebabkan abrasi pada beberapa titik pada kawasan pantai di Sumatera Barat, tidak terkecuali pada kawasan pantai kota Padang.
Tumpukan batu dalam ukuran kecil sebagai sarana pengunci batu utama melebihi kapasitas |
Dirtjen SDA Kementerian PUPR melalui Satker Operasional dan Pemeliharaan (OP) SDA Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWS Sumatera V) telah melakukan kegiatan Pemeliharaan berkala Breakwater seawall dan bangunanan pengaman pantai Padang untuk mengatasi abrasi yang menimpa Tugu perdamaian dan melindungi fasilitas serta infrastruktur lainnya yang berada disekeliling kawasan tersebut.
Dan kegiatan perkerjaan yang dilaksanakan oleh CV.Hasbi dengan nilai kontrak Rp.1.3 Miliar lebih ini telah memasuki tahapan PHO (Provisional Hand Over / Serah Terima Sementara Pekerjaan).
Masyarakat sekitar dan para pedagang yang mencari nafkah pada lokasi wisata tersebut berharap Breakwater seawall dan bangunanan pengaman pantai pada areal kawasan Tugu Merpati yang telah dibangun mampu mengatasi abrasi yang telah terjadi.
Senada dengan masyarakat sekitar, harapan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pengunjung (wisatawan) "Semoga Breakwater Seawall Tugu Merpati ini bisa bertahan lama dan tidak roboh lagi oleh abrasi seperti dahulu" ujar Ana pada GoAsianews.com (Sabtu 3/10).
Lebih lanjut Ana memaparkan " Dalam merencakan breakwater tentu saja ada faktor - faktor penting yang perlu dipertimbangan, diantaranya seperti ukuran areal Tugu, bahan breakwater, kedalaman perairan, kondisi tanah dasar laut, besar gelombang dan arah gelombang, termasuk pasang surut air laut" papar Ana dengan lancarnya.
Ana yang baru diketahui berlatar belakang pendidikan Teknik Sipil ini juga menyangkan banyak tumpukan batu-batu yang berukuran kecil pada Breakwater.
"Pada bangunan Breakwater yang menggunakan bahan batu pecah/batu gunung, memiliki ukuran berat minimal layak pasang"
"Tapi keberadaan batu dalam ukuran kecil juga dibutuhkan dalam kontruksi tersebut sebagai alat pengunci" paparnya.
"Namun banyaknya keberadaan batu-batu dalam ukuran kecil pada breakwater tugu merpati justru akan membuat celah/rongga/ruang pergeseran batu utama saat diterpa gelombang besar" ungkap Ana.
Ana juga menyayangkan adanya ruang-ruang kosong pada kontruksi susunan batu breakwater.
"Ruang-ruang kosong pada kontruksi breakwater selain menjadi rongga pergeseran juga akan menjadi wadah penumpukan matrial sampah yang di bawa oleh gelombang laut" jelasnya.
Terlihat keretakan pada Dinding penahan tanah |
Apakah banyaknya tumpukan batu-batu kecil pada Breakwater ada indikasi pencurian volume..?, terkait hal tersebut kita tunggu saja hasil pemeriksaan dari pihak yang berkompeten. (deni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar