Foto : Rudal China Yuncheng meluncurkan rudal anti-kapal selama latihan militer di perairan dekat Pulau Hainan dan Kepulauan Paracel, China selatan. AP/Zha Chunming |
GoAsianews.com
Jakarta - China dikabarkan menembakkan lusinan rudal ke Laut China Selatan (LCS). Ini terjadi selama dua hari, di Pulau Hainan pekan ini.
Hal tersebut terkait latihan militer yang semakin intensif di perairan kaya itu. Rekaman yang dimuat China Central Television Station (CCTV) menunjukannya.
CCTV memuat rudal air to air ditembakkan Selasa (20/10/2020) dan Rabu (21/10/2020). Latihan itu dihadiri 100 tentara di barat Pulau Hainan.
Ratusan pilot juga dikerahkan. Dikatakan bahwa latihan militer guna menguji 'kinerja persenjataan' pasukan dalam perang nyata.
Aksi ini kembali memanaskan wilayah perdagangan senilai US$ 5,3 triliun per tahun, berdasar data Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Menurut pengamat multinasional di DWF Group, Jonathan Moss, aktivitas China membuat frustasi sejumlah negara ASEAN. Risiko konflik kian lanjut.
"China meningkatkan ketegangan dan meningkatkan kemungkinan bentrokan senjata," katanya sebagaimana ditulis Express.co.UKkemarin, dikutip Minggu (25/10/2020).
"Jelas ada risiko insiden ... Ini seharusnya sudah di radar bahaya."
China berkonflik dengan sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei karena LCS.
China juga berkonflik dengan AS karena negeri Paman Sam, juga mengirimkan militer ke wilayah tersebut, dengan alasan 'kebebasan navigasi' dan membela kepentingan sekutu.
Latihan militer China dilakukan pasca Filipina mengumumkan akan melakukan pengeboran minyak di daerah sengketa kedua negara. Filipina mengharapkan investasi US$ 25 juta untuk awal pengeboran.
Latihan ini juga dilakukan di tengah hubungan yang terus memanas dengan Taiwan. China mengklaim pulau tersebut miliknya sementara Taipe tak demikian.
Taiwan baru saja membeli senjata canggih ke AS senilai US$ 1,8 miliar. Senjata termasuk sensor, rudal dan artileri. (sef)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar