Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA telah melakukan antisipasi terhadap potensi bencana banjir pada musim hujan 2020-2021 |
GoAsianews.com
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) mempersiapkan berbagai infrastruktur SDA dalam menghadapi musim hujan 2020-2021.
"Kementerian PUPR melalui Ditjen SDA telah melakukan antisipasi terhadap potensi bencana banjir pada musim hujan 2020-2021," ujar Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Menurut Dirjen SDA, Adapun kondisi prasarana SDA saat ini, yaitu kondisi waduk yang berjumlah 242 bendungan memiliki total tampungan sebesar 7,2 miliar meter kubik dan saat ini tampungan tersebut telah terisi 2,8 miliar meter kubik, maka sisa volume tampungan ada sebesar 4,4 miliar meter kubik.
Dari 61 bendungan yang akan dibangun, ada sebanyak 43 bendungan dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 13.458,33 meter kubik per detik. Rincian 43 bendungan tersebut yaitu 9 bendungan Sumatera, 24 bendungan Jawa, empat bendungan Kalimantan, 9 bendungan Sulawesi, tiga bendungan Bali, 11 bendungan Nusa Tenggara, dan satu bendungan Maluku.
Terkait kesiapan peralatan dan bahan banjiran, saat ini tersedia sandbag sebanyak 327.963, geobag sebanyak 15.902, kawat bronjong sebanyak 65.274, sebanyak 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truk trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibious excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet,dan 18 unit mesin outboard yang tersedia di seluruh Balai/Balai Besar Wilayah Sungai (B/BWS), namun jumlah tersebut belum termasuk peralatan dan bahan banjiran yang tersedia di instansi lain pada masing-masingwilayah kerja B/BWS.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Ditjen SDA telah bekerjasama dengan beberapa instansi, termasuk BMKG, untuk menyiapkan Informasi Prakiraan Hujan untuk 10 hari ke depan agar dapat mengatur muka air waduk sehingga tersedia tampungan air untuk pengendalian banjir.
Mengacu informasi dari BMKG terkait kondisi La Nina yang mengakibatkan peningkatan curah hujan sebesar 30 persen-40 persen di beberapa wilayah Indonesia,dan prakiraan Puncak Musim Hujan dapat kami sampaikan bahwa pulau Sumatera diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020, sedangkan untuk Puncak Musim Hujan akan dimulai pada November 2020.
Untuk pulau Jawa diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020dan Puncak Musim Hujan mulai pada Februari 2021, Kalimantan diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan Puncak Musim Hujan mulai pada Desember 2020-Januari 2021.
Sementara Sulawesi diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan November 2020 dan Puncak Musim Hujan mulai pada Januari-April 2021, Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan puncak musim hujannya akan dimulai pada Februari 2021, Maluku diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan Puncak Musim Hujan mulai pada Januari 2021, dan Papua diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan Puncak Musim Hujannya akan dimulai pada Desember 2020.
Maka, dari hasil prakiraan tersebut beberapa pulau di Indonesia yang harus meningkatkan kesiapsiagaannya adalah pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
(aji/antr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar