GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Puluhan lobang-lobang maut siap menelan korban pada ruas jalan yang masuk dalam kegiatan Preservasi Jalan Padang - Solok - Sawahlunto.
Sesuai kontrak kerja (KU.08.08/KTR.01.PPK-2-1-PJN II/IV/2020), kegiatan preservasi yang telah dianggarkan pada Tahun kerja 2020 ini di mulai sejak bulan April lalu, dengan anggaran dana (APBN) Rp.40,5 Miliar lebih oleh PT.Alco Sejahtera Abadi selaku pemenang tender dengan konsultan supervisi PT.Ciriatama Nusawidya Consult.
Pelaksanaan kegiatan proyek ini berada dibawah pengawasan PJN Wil II Balai Pelaksana Jalan Nasional Provinsi Sumatera Barat.
Sesuai waktu pelaksanaan, kegiatan tersebut tinggal sebulan lagi, namun entah mengapa.., sejak awal kegiatan hingga kini lobang-lobang besar tersebut tetap menganga.
Kamal, salah seorang pengemudi truk yang sering melintasi ruas ini sangat mengelukan kondisi jalan yang ada, terutama rusa Padang-Solok.
"Ruas Padang-Solok sangat memprihatinkan, banyak lobang-lobang berukuran besar dan dalam" ungkapnya pada GoAsianews.com (26/11/2020)
"Jembatan hanya bagus pada warna sayapnya saja (Cat), sementara kondisi jalan pada bentangan jembatan tersebut sangat buruk dan berlobang" terangnya.
"Besi-besi bentangan jembatan muncul ke permukaan karena agregat telah terkelupas"
Rekan-rekan seprofesi Kamal juga menyayangakan kondisi tersebut, "Lobang tidak saja ada pada bagian bentangan jembatan, namun juga pada bagian badan jalan lainnya, dan ini sangat menggangu kami, selain memicu terjadinya kecelakaan, lobang-lobang tersebut juga berpotensi besar merusak kendaraan-kendaraan kami yang bermuatan berat" ucap Kamal.
Sementara tata laksana dan sistim pelaksanaan telah diatur dan ditetapkan oleh Kementerian PUPR Dirjen Bina Marga, yang mana kegiatan yang termasuk dalam long segment, merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen yang menerus untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam, yaitu jalan mantap dan seragam sepanjang segmen. (SE Dirjen Bina Marga No 09/SE/Db/2015)
Kondisi pada bagian Drainase |
Apa itu jalan mantap?
Jalan dengan kondisi baik dan sedang sesuai umur rencana dan standar yang ada. Lalu, bagaimana cara mengukur bahwa kondisinya baik atau sedang atau rusak? Bisa lihat di Peraturan Menteri PU Nomor 13/PRT/M2011. Ada tiga indikator yang dibuat dalam suatu matrix, yaitu Road Condition Index (RCI) , International Roughness Index (IRI), dan LHRT (Lalu lintas Harian Rata rata Tahunan). Contohnya, pada jalan dengan LHRT > 12000 smp/hari, maka jika nilai RCI nya 6 dan nilai IRI nya 5, maka jalan tersebut dikategorikan jalan sedang.
Yang meliputi empat komponen jalan, yaitu:
1.Perkerasan
2. Bahu
3. Drainase
4. Perlengkapan jalan
Masing-masing komponen memiliki indikator kinerja, contohnya
1. Perkerasan
Tidak boleh ada lubang dengan diameter >10 cm dan kedalaman > 4 cm. Waktu tanggap 7 hari
Tidak boleh ada retakan lebar > 3 mm atau luas > 5 % setiap 100 m. Waktu tanggap 14 hari
Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 3 cm dengan luasan > 5% setiap 100 m. Waktu tanggap 7 hari
Tidak boleh ada patahan/faulting (untuk jalan rigid). waktu tanggap 14 hari.
Joint sealant tidak boleh rusak atau hilang di semua slab joint (untuk jalan rigid). Waktu tanggap 14 hari
Nilai IRI maksimum 4 mm/m. Waktu tanggap 90 hari
2. Bahu
Tidak boleh ada lubang dengan diameter >20 cm dan kedalaman > 10 cm. Waktu tanggap 7 hari
Tidak boleh ada beda tinggi degan perkerasan > 5 cm. Waktu tanggap 14 hari
Tidak boleh ada bagian yang amblas > 10 cm dengan luasan > 3 % setiap 100 m. Waktu tanggap 7 hari.
3. Drainase
Saluran harus bersih dan tidak mengalami kerusakan struktur
Tidak boleh ada penyumbatan > 10 %. Waktu tanggap kerusakan struktur 21 hari, waktu tanggap penyumbatan 7 hari
Lereng timbunan tidak ada deformasi dan erosi, serta dapat berfungsi dengan baik
Pada lereng galian harus stabil, kuat untuk menahan erosi dan berfungsi dengan baik. Waktu tanggap 14 hari.
4. Perlengkapan Jalan
Rambu peringatan dan rambu petunjuk terpasang dengan benar
Pemasangan rambu sementara untuk pencegahan kecelakaan lalu lintas akibat kerusakan jalan yang belum dapat diperbaiki. Waktu tanggap kerusakan 21 hari, waktu tanggap pemasangan rambu 24 jam
Pemisah horizontal pada median atau trotoar harus kokoh dan berfungsi dengan baik, permukaannya dapat dilihat pada malam hari. Waktu tanggap 21 hari
Guardrail secara struktur kokoh, terpasang dengan benar dan tidak terjadi kerusakan. Waktu tanggap 21 hari
Bangunan Pelengkap (jika ada dalam kontrak)
Jalan pendekat (oprit) tidak terjadi penurunan > 5 cm. Waktu tanggap 14 hari
Dinding Penahan Tanah tidak ada kerusakan, keretakan, patahan. Waktu tanggap 28 hari.
Expansion Joint. tidak ada kerusakan signifikan, tidak karatan, lebar gap sesuai ketentuan. Waktu tanggap 28 hari
Pagar Jembatan (span > 6 m) tidak ada kerusakan struktur dan berfungsi dengan baik. Dapat dilihat dengan jelas pada malam hari. Waktu tanggap 28 hari.
Dan Pengendalian tanaman,
Bebas dari tumbuh2an di sekitar ujung gorong2, saluran, kerb, sekitar rambu, guardrail, tiang lampu, bahu jalan, pulau lalu lintas, Waktu tanggap 7 hari
Tinggi tumbuh2an, minimal 2,5 cm, maksimal 10 cm pada lokasi median jalan yang direndahkan, tebing tepi jalan, dst. Waktu tanggap 7 hari.
Sebagaimana diketahui, pada paket pekerjaan preservasi Padang-Solok-Sawahlunto yang dilaksanakan oleh PT.Alco Sejahtera Abadi ada 4 uraian pekerjaan, yakni preservasi rekonstruksi/rehabilitasi jalan, preservasi pemeliharaan rutin Jalan, preservasi jembatan serta preservasi rutin jembatan.
Jangan sampai kondisi ini berlarut dan menjadi kado terburuk di Hari Bhakti PU ke 75 Tahun 2020 ini. Untuk menggali lebih dalam mengapa hal ini terjadi, media ini masih berupaya untuk mengkonfirmasi pada pihak yang berkompeten lainnya.
(Tim/deni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar