GoAsianews.com
Pariaman (SUMBAR) - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade memastikan jika pembangunan ruas jalan tol Padang-Sicincin yang sempat mangkrak selama 1,5 tahun akibat lambannya proses pembebasan lahan, akan kembali dimulai pada September 2022.
Ruas jalan Tol Padang-Sicincin, merupakan bagian dari r 2018. Dari main road sepanjang 36 kilometer, saat ini baru diselesaikan 4,2 kilometer. Dari 4,2 kilometer itu, baru bisa dilalui sepanjang 2 kilometer saja.
“Pemukulan gong dan syukuran yang kita lakukan hari ini, menandakan pembangunan jalan tol Padang-Sicincin dimulai lagi. Hutama Karya memastikan September ini pengerjaan dimulai lagi,” kata Andre Rosiade, Sabtu 27 Agustus 2022.
Andre menilai, lambannya penyelesaian pembebasan lahan yang kemudian berakibat mangkraknya proses pengerjaan jalan tol Padang-Sicincin ini, bukti ketidakmampuan dan ketidakseriusan Pemprov Sumatera Barat.
“Kita harap Pemprov Sumbar segera bangun dari tidurnya. Segera bekerja karena daerah lain yang 133 kilometer Pekanbaru-Dumai bisa mereka selesaikan dalam 3 tahun, kita lima tahun masih 4,2 kilometer. Kan sangat memprihatinkan. Kita minta pemprov bangun dari tidurnya. Jangan hanya banyak pantun dan ceramah saja,” ujar Andre.
Andre melanjutkan, selaku anggota DPR-RI yang mewakili Sumbar dirinya memastikan bahwa Hutama Karya akan bekerja. Bahkan soal anggaran, juga dipastikan akan ada untuk pembangunan ini.
“Kita mendorong Hutama Karya segera melakukan pembangunan, meski pembebasan lahan masih 77 persen. Harapannya apa, agar pemprov bangun dan lebih cepat lagi. Yang kedua, supaya di 2024, sebelum jabatan kami sebagai anggota DPR selesai, Padang-Sicincin bisa dinikmati masyarakat Sumatera Barat,” jelas anggota dari Fraksi Partai Gerindra itu.
Sementara itu, Direktur Operasi III, PT Hutama Karya, Koentjoro menjelaskan bahwa pekerjaan tol Padang-Sicincin sudah berhenti sejak 2020. Selama mangkrak itu, kita hanya melakukan pekerjaan pemeliharaan saja.
Menurut Koentjoro, penyebab utama mangkraknya pembangunan tol Padang-Sicincin ini terhenti, akibat adanya persoalan pembebasan tanah yang hingga kini belum rampung. Data terbaru, saat ini sudah ada kemajuan dengan pembebasan tanah yang mencapai 77 persen.
Secara nasional, kita (Padang-Sicincin) tergolong sangat sedikit dibanding wilayah lainnya di Indonesia. Memang lambat ya di Sumbar. Dampaknya tentu saja, masyarakat Sumbar tidak bisa menikmati infrastruktur yang baik dan berkualitas, sehingga kendala-kendala yang berkaitan dengan kemacetan dan disktribusi logistik yang maksimal tidak bisa dilakukan. Proyek yang seharusnya dimaksimalkan untuk proyek Tol Padang-Sicincin selama ini dialihkan ke Pekanbaru dan Palembang,” tutup Koentjoro. (dtk/G/*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar