Skrinsot: Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional |
GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Untuk mengsukseskan rangkaian agenda kegiatan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XVI yang berlangsung di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) ini, sebagai tuan rumah Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.100 Miliar.
“Kita sangat serius untuk menyukseskan kegiatan ini, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran Rp100 miliar yang tersebar di sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemprov Sumbar,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansarullah, dikutip dari "RadarSumbar".
Sudah selayaknya anggaran besar tersebut ada efek baik bagi masyarakat Sumatera Barat secara umum kedepannya", harap aktivis Defrianto Tanius pada media, Senin (12/06) di Padang.
Defrianto Tanius |
Lebih lanjut aktivis dan Ketua LSM AWAK ini memaparkan, "tiap tahunnya, telah banyak investasi yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat ke Sumbar, seperti pembenahan infrastruktur pengairan, P3TGAI yang dikomandoi oleh Kementerian PUPR, agar Sumbar menjadi salahsatu Daerah lumbung pangan".
Namun apa dikata, faktanya harga beras di Sumatera Barat sangat tinggi dibandingkan dengan Provinsi lainnya dipulau Sumatera, seperti Prov Aceh, Prov Riau dan Prov Sumatera Utara.
Dan bukan hanya harga beras saja, saat ini harga daging ayam sebagai protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di pasaran pada daerah Sumatera Barat juga sangat tinggi (Rp.52.200/Kg), dibandingkan dengan Provinsi-provinsi tersebut, bahkan harga daging ayam dipasaran Sumbar lebih tinggi dari harga pasaran daging ayam di Provinsi DKI Jakarta yang hanya Rp.40.150/Kg.
Kami sangat berharap polemik ini menjadi perhatian Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mendorong pihak pemerintah daerah Sumatera Barat. Dan disisilain sudah selayaknya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang di pimpin oleh bapak Gubernur Mahyeldi Ansarullah serta Kepala Daerah (Walikota/Bupati) memberi catatan khusus pada OPD terkait untuk berdiskusi dan belajar pada Provinsi lain, agar permasalahan tingginya harga beras dan daging ayam ini bisa ditekan dipasaran," harapnya.
Terpisah, Yan salah seorang pelaku usaha tani yang ditemui mengatakan, "langka dan mahalnya harga pupuk masih menjadi polemik bagi kami pelaku usaha pertanian" ucapnya, Senin (12/06).
Terkait yang disampaikan oleh Defrianto Tanius, media ini masih menunggu informasi selanjutnya dari pihak -pihak yang berkompeten.
(deni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar