GoAsianews.com
Kab.Kepulauan Mentawai (SUMBAR) - Fungsional Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) yang berada di desa Saliguma, Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai tidak seperti yang diharapkan dan dijanjikan Pemerintah serta rencana pembangunan.
Dan masyarakat Saliguma menganggap ini merupakan proyek gagal.
"Disinyalir ini sebagai proyek gagal," ucap masyarakat Saliguma," pada awak media, (Selasa 18/06/2024).
Dari penjelasan masyarakat sekitar, "Dikarenakan PLTBm ini menggunakan bahan baku bambu.
"Saat diresmikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegara (Selasa 17 September 2019) lalu, mesin yang mengalirkan listrik merupakan diesel dengan bahan bakar solar. Sehingga PLTBm menjadi tidak berfungsi sampai saat ini.
Sementara itu, masyarakat setempat juga di minta menyediakan kayu dengan potongan kecil yang akan digunakan sebagai bahan PLTBm dan dibayar dengan hitungan perkubik.
Terkait hal tersebut, tokoh masyarakat setempat, Muslim Sakoro Oinan kepada awak media menjelaskan, "Kami akan melayangkan surat kepada Pemda Kabupaten Kepulauan Mentawai," jelasnya. (Selasa,18 Juni 2024)
Berikut draf surat yang akan dikirimkan;
Kepada yth Bapak Bupati Kab.Kep.Mentawai
Cq.Bapak Kepala Dinas Kominfo Kab.Kep.Mentawai
Di Tuapejat.
Kami a.n masyarakat desa saliguma kec.siberut tengah menyampaikan situasi masyarakat sebagai berikut:
1.desa saliguma terdiri dari 11 dusun yang tersebar dalam satu pemerintahan yaitu 6 dusun dalam wilayah desa saliguma,dan 5 dusun tersebar diluar wilayah desa.
2.jumlah jiwa desa saliguma saat ini diperkirakan 3000 jiwa dengan profesi petani ala kampung, nelayan ala kampung dan 1 persen masuk dalam golongan asn dan aparatur desa.
3.hasil pertanian masy.desa saliguma adalah petani pinang, petani pisang, dan adapun hasil tahunan adalah cengkeh, durian, manngis sedikit kakao.
4.berkaitan dengan program pemerintah khusus layanan komunikasi dan penerangan,adalah
A. Khusus penerangan, masy.desa khusus 6 dusun dalam wilayah desa sudah menikmati layanan listrik PLN dengan durasi waktu 6 jam, yang pada awal progam sesungguhnya BIOMASSA, namun karena faktor hal lain, dinyatakan program itu hanya bertahan 2 tahun sejak dimulai tahun 2019. Setelah itu jelang waktu 1 tahun, masy.desa salguma yang terkena dampak biomasa khususnya 6 dusun yaitu dusun sitakmonga,dusun matoimiang, dusun magujuk,dusun sibbukat, dusun malibak bak, dan dusun silabok abag.
Dusun yang berjarak maksimal 10 Km dari pusat desa sampai saat ini belum ada samasekali layanan penerangan listrik seperti dusun siguluguluk, dusun batlappak, dusun gotab, dan dusun limu. Khusus dusun tinambu tidak mungkin ada layanan listrik karena terlalu jauh jaraknya.
Tahun 2020, program PLN masuk dalam wilayah desa saliguma, namun karena kesalahan teknis, penerangan hanya bertahan 8 bulan saja. Tahun 2021 awal, atas desakan dan permintaan masyarakat salguma melalui pemerintah kabupaten, kembali dioperaskannya sampai hari ini.
Namun operasi penerangan ini, hanya berjalan 6 jam saja, dimulai dari jam 5 sampai jam 12 malam.
Kalau dilihat tingkat aktifitas masy.desa saliguma berlatang belakang petani, rata rata masy.beraktifitas dimalam hari karena mereka pulag dari lapdang atau kebun, disamping juga anak sekolah sdh banyak memanfaatkan sarana penerangan pada malam hari sampai pagi.
Oleh karena itu kami memohon kepada bapak bupati, bapak kadis perindagkop, dan bapak kepala wilayah pln tuapejat, kiranya waktu 6 jam, belum cukup dengan alasan diatas tersebut...oleh karena itu,kami mohon supaya ditambah jam kerja PLN dari 6 jam menjadi 12 jam
B. Perihal alat komunikasi telkomsel bakti saliguma sudah aktif kembali, sudah hampir 1 tahun telkomsel bakti tidak beroperasi karena kerusakan teknis.
Namun, yang kami hadapi saat ini adalah kendala jaringan internet (4g) tidak kuat, melihat youtue susah, vidio call susah, fecebook juga susah.
Sehingga kami tidak puas berkomunikasi dengan keluarga dimanapun mereka berada.
Oleh sebab itu, kami mohon kepada bapak kominfo untuk meningkatkan kapasitas layanan 4g disaliguma.
Sebagai informasi, masyarakat saliguma dari berbagai tingkat umur, media komunikasi atau hp sudah mencaoai 3000 buah. Jadi sudah saatnya layanan internet 4g ditingkatkan atau dibangun program baru. Tentang lokasi, masyarakat daliguma sudah menyediakannya.
Mewakili masyarakat setempat, Muslim Sakoro Oinan sangat berharap pihak Pemerintah merespon cepat keluhan masyarakat ini, harapnya.
Terkait keluhan masyarakat tersebut, media ini masih melakukan upaya konfirmasi kepada pihak Pemkab Kepulauan Mentawai.
(Jaibi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar