Jalan dan Jembatan sebagai akses sarana penunjang kesehatan masyarakat menuju RS.Unanad. |
GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Infrastruktur baru, berupa Jalan dan Jembatan sebagai akses sarana penunjang kesehatan masyarakat yang berdomisili dikawasan Limau Manis dan sekitarnya menuju RS.Unanad telah menampakkan hasil.
Sebagaimana diketahui, Jalan dan Jembatan RS.Unand ini menjadi penghubung antar jalan kota Padang, yakni ruas Rindang Alam - Pasar Bandar Buat, yang selanjutnya jalan Kota tersebut akan terkoneksi ke jalan Nasional Padang - Solok.
"Tanjakannya lumayan curam, harus ekstra hati-hati" ucap Zul, salahseorang keluarga pasien yang tengah berobat di RS.Unand, Jumat (11/10/2024).
Lebih lanjut, Zul yang diajak berkomunikasi oleh media ini memaparkan, "kalau lebar jalannya hanya segini ( ± 3 Meter) untuk kendaraan roda empat tentu tidak akan bisa berpapasan, kecuali motor ya", ulasnya.
Terlihat Keretakan pada Daerah Oprit
Terkait capaian progres pekerjaan pembangunan lanjutan Jembatan RS.Unand ini, pihak Dinas BMCKTR Sumbar selaku owner yang dihubungi masih slow respon.
Keretakan pada Daerah Oprit jembatan |
Media ini telah mencoba mengkonfirmasi Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Erasukma Munaf dan Reza selaku Kasi Bidang Bina Marga yang bertanggung jawab pada paket kegiatan lanjutan pembangunan Jembatan RS.Unand tersebut, Jumat (11/10).
Adapun informasi yang dipertanyakan diantaranya terkait progres kegiatan pembangunan, ketebalan dan kualitas beton kurus dan beton utama pada ruas jalan yang dianjurkan telah sesuai DED kah.., serta terkait pondasi jalan, seperti jenis dan ketebalan base B serta base A yang dipadatkan telah sesuai DED kah..?.
Hal ini penting, karena dari penelusuran media ini ditemukan keretakan pada bahagian oprit (antara abutmen dan lintasan jalan beton), dan secara teknis penyebab keretakan belum diketahui.
Apakah pemicunya terjadi karena pondasi abutment..?, sehingga terjadi penurunan konsolidasi sebagian, atau penurunan yang tidak sama (Differensial Setllement). Ataukah kepadatan tanah pada daerah oprit yang belum maksimal, hingga terjadi pergerakan tanah serta penurunan..?, ataukah ini hanya masalah sederhana terkait sambungan coran beton yang tidak senyawa..?.
Terkait kesimpulan dari permasalahan tersebut tentu harus melewati kajian dan pembuktian secara ilmiah / teknis. Dan GoAsianews.com masih menunggu balasan konfirmasi dari pihak yang berkompeten lainnya.
Sebagaimana diketahui, kegiatan pembangunan jembatan RS.Unand ini dimulai pada tahun 2023 silam, dan tahap kedua dilanjutkan pada 2024 ini untuk bahagian oprit dan lintasan dengan jenis perkerasan redy mix, yang didanai dengan Miliaran rupiah APBD Provinsi Sumatera Barat.
(deni)
Berita Terkait:
- Jembatan RS.Unand Alami Kemiringan..?, Dinas BMCKTR Sumbar Bantah hal Tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar