Dr.Ir.H.Basril Basyar. MM. Dewan Pembina organisasi kewartawanan KJI (Kolaborasi Jurnalis Indonesia). |
GoAsianews.com
Padang (SUMBAR) - Dr.Ir.H.Basril Basyar. MM., mengingatkan agar Kepala Daerah terpilih di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat untuk terus komitmen mendukung program BWSS V Padang, Ditjen SDA Kementerian PU dalam rencana pembangunan Sabo Dam diareal lereng Gunung Merapi.
Hal tersebut disampaikan Basril Basyar setelah pertemuan dengan pihak Kasi Pelaksana dan Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Ws Indragiri Akuaman Ws Kampar Ws Rokan Prov.Sumbar-Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang (BWSS V Padang), Selasa (3/12/2024).
"Waspada ancaman bencana Gunung Merapi, ada PR (pekerjaan rumah) penting yang menanti komitmen Kepala Daerah terpilih di Kab.Agam dan Kab.Tanah Datar dalam mengantisipasi dampak dan pengurangan resiko terhadap bencana Gunung Merapi," ungkap Basril Basyar, Dewan Pembina organisasi kewartawanan KJI (Kolaborasi Jurnalis Indonesia) ini.
Lebih lanjut, Dosen UNAND dan tokoh pers Sumatera Barat yang tidak asing dikalangan birokrasi ini memaparkan, "mengenai pembebasan lahan untuk pembangunan Sabo Dam pada daerah lereng Gunung Merapi, sebelumnya Pemerintah Daerah (Agam dan Tanah Datar) telah berkomitmen terkait hal ini".
"Untuk itu, berkomitmen lebih lanjut dan serius terkait pembebasan lahan tersebut merupakan hal yang sangat urgen, jangan sampai pembangunan berbasis mitigasi bencana ini terkendala oleh masalah lahan," tegas Basril Basyar.
Sebelumnya, Arlendenovega Satria, Kasatker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Ws Indragiri Akuaman Ws Kampar Ws Rokan Prov.Sumbar yang didampingi oleh Resky Wahyudi, Kasi Pelaksana BWSS V Padang menjelaskan bahwa pembangunan Sabo Dam adalah hal yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko dampak bencana dari muntahan lahar gunung Merapi.
"Ada 12 sungai yang mengalir dilereng Gunung Merapi, dan dari DED (Detail Engineering Design) yang terus dimatangkan, setidaknya kita harus membangun 48 Sabo Dam dari 56 Sabo Dam yang direncanakan sebelumnya," ungkap Arlendenovega Satria. Selasa (3/12/2024).
"Pembangunan akan dimulai pada tahun 2025 dengan sistem multi years kontrak,"
"Dan kerja sama bidang teknologi pembangunan Sabo Dam ini kita menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA)," jelas Arlendenovega Satria.
Dikesempatan yang sama, Resky Wahyudi, Kasi Pelaksana BWSS V Padang menjelaskan, "terkait pembebasan lahan, kami selalu lakukan koordinasi yang intens dengan pihak Pemkab setempat,"
"Kami juga minta pihak Pemkab setempat terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar dalam pelaksanaan pembangunan nanti tidak muncul kendala-kendala klasik, seperti permasalahan lahan yang sebelumnya telah diklaim ready tetapi ternyata dilapangan masih bermasalah".
Dan kami sangat berharap, pembangunan infrastruktur berbasis mitigasi bencana ini didukung oleh semua pihak," harap Resky.
Sebagaimana diketahui, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatra Barat yang terjadi pada Sabtu, (11/05/2024), telah meluluhlantakkan perkampungan warga di Kabupaten Agam dan Tanah Datar yang berada di sepanjang aliran sungai Gunung Marapi, bencana ini menelan korban jiwa dan materi yang cukup banyak.
Dan untuk meminimalusir dampak bencana yang serupa, pemerintah pusat melalui Ditjen SDA Kementerian PU telah memutuskan untuk membangun Sabo Dam diareal-areal kawasan Gunung Merapi tersebut.
Sabo Dam merupakan bangunan yang berfungsi untuk mengendalikan aliran lahar, sedimen, atau material vulkanik yang dapat menyebabkan bencana. Sabo Dam biasanya dibangun melintang di alur sungai di daerah gunungapi.
Sabo Dam memiliki fungsi diantaranya untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran lahar, menjaga kelestarian lingkungan sekitar gunung api, menjaga erosi, menstabilkan dasar dan tebing sungai, sebagai sarana irigasi, juga dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung.
(deni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar